Politik Pengembangan Bahasa Batak Toba

Pada awal kegiatan kampanyenya, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mempopulerkan slogan “Change”/ Perubahan.
Itu bukan slogan asal-asalan, tetapi telah mempertimbangkan situasi Amerika yang perlu perubahan.

Ungkapan “Yang tetap adalah perubahan” merupakan konsep yang sangat kuat dalam pengembangan beragam hal. Dan, sesungguhnya ini juga berlaku bagi suatu bahasa, dalam hal ini kita bicara tentang bahasa Batak Toba.

Perbincangan ini akan berujung pada suatu pilihan: apakah masyarakat batak toba menginginkan bahasa batak toba kelak berkembang dan digunakan dengan penuh gairah oleh kaum mudanya atau bahasa Batak Toba kelak menjadi bahasa yang “mati” tidak mampu lagi bertahan mengikuti perkembangan zaman?

Bukan hanya manusia, binatang dan tumbuhan yang berubah (change) dan berkembang, tetapi juga bahasa. Bahasa yang digunakan dengan aktif akan mengalami perubahan, baik dalam interaksinya dengan alam, manusia maupun bahasa-bahasa lainnya.
Pada setiap zaman, bahasa berkembang dan berubah ketika mengalami persentuhan, percampuran dan integrasi dengan komponen-komponen bahasa lainnya, misalnya penyerapan kata dari bahasa lain dsb.

Minat orang batak masa kini untuk mengembangkan dan mempopulerkan bahasa batak toba perlu melihat dua masa, yaitu masa lalu dan masa depan.
Sebelum melihat masa lalu, sangat penting bagi kita melihat dahulu masa yang akan datang. Apakah yang kita harapkan terjadi di masa yang akan datang? Tentu saja, kita berharap bahwa bahasa Batak Toba menjadi bahasa yang kuat berdiri dan tidak rapuh oleh perubahan zaman.

Mari kita melihat ke masa lalu. Penguasaan Surat Batak oleh para datu di masa lalu menjadikan Surat Batak tersendat perkembangannya karena tidak digunakan dengan terbuka oleh masyarakat umum. Perubahan Surat Batak sampai pada terbentuknya beragam varian yang terbagi dalam varian suku Toba, Angkola/ Mandailing, Simalungun, Pakpak/ Dairi dan Karo.

Mari kita ambil satu contoh bahwa pada Surat Batak Toba tidak terdapat huruf “ca”, namun huruf “ca” terdapat pada varian suku Angkola/ Mandailing, Pakpak/ Dairi dan Karo.
Dalam hal konsep pengembangan bahasa Batak Toba, mengapa kita tidak memperkuat struktur komponen bahasa Batak Toba dengan mengadopsi penggunaan huruf “ca” di dalam bahasa Batak Toba?

Mari kita lihat salah satu contoh perkembangan dalam bahasa Batak Toba yang sudah terjadi.
Pada awalnya, Surat Batak Toba tidak mengenal huruf “ka”, hanya ada huruf “ha”.
Namun, pada tahun 1988, berbagai tokoh masyarakat Batak dari berbagai suku menyokong pemerintah Indonesia/ Pemda Sumut dalam usaha pelestarian bahasa daerah dan melahirkan “Surat Pustaha” yang menyatukan beragam varian Surat Batak. Di dalam publikasi Surat Pustaha itu telah ada huruf “ka”. Di masa itu Pemerintah Indonesia sangat peduli dalam pengembangan bahasa-bahasa daerah. Kondisi pemerintah saat ini sudah sangat jauh berbeda. Kalau orang Batak Toba tidak peduli dengan pengembangan bahasa Batak Toba, akan semakin kecil progres perkembangan bahasa tersebut.
Studi terakhir yang dilakukan oleh Uli Kozok pada tahun 1990 memasukkan huruf “ka” dan "ha" (berbentuk sama) dalam daftar huruf Surat Batak Toba.

Bagaimana agar Surat Batak Toba dapat menuliskan juga bahasa Indonesia? Bagaimana agar kaum muda batak merasakan bahasa Batak Toba sangat trendi dan fleksibel dalam mengikuti perubahan zaman?
Untuk dapat menjawab pertanyaan itu, mari kita melihat ke masa depan, masa depan bahasa Batak Toba, jangan hanya melihat ke masa lalu.

Bahasa Batak Toba adalah bahasa yang hidup dan membutuhkan perkembangan dan perubahan/ change agar dapat bertahan terhadap perubahan zaman.

Manaek Sinaga: Jakarta, 10 April 2014

1 komentar:

  1. Bangso Batak Nauli: Bahasa Menunjukkan Bangsa, soal Perubahan Jaman, Manusia tidak bisa mangaturnya degan kemahuan sendiri/satu-satu Bangsa. Sesuai keperluan Manusia hidup,Jaman akan tetap berubah tanpa sepegetahuan Manusia itu sendiri. Bahasa Batak berubah daripada segi ucapan, makna dan tujuannya tetap sama, satu cotoh, ca & sa = sarles ini satu kata nama, ka & ha = hamu - hita - huida - hujalo - hubuat. Bahasa Batak tidak menggunakan hurup ka & ca jadi ini bukan satu kekurangan surat Batak. Kalau kita mau mengenal Batak bukan dari surat Bangso Batak Nauli: Namaradat Dalihan Natolu,Na Marmarga Batak. Tinittip Sanggar Laho Mambahen Huru-huruan,Sinukkun Marga Asa Binoto Partuturan. Horas...

    BalasHapus